Pengolahan Citra


Pengertian pengolahan citra digital??

Citra digital merupakan representasi dari fungsi intensitas cahaya dalam bentuk diskrit pada bidang dua dimensi. Citra tersusun oleh sekumpulan piksel (picture element) yang memiliki koordinat (x,y) dan amplitudo f(x,y).

Koordinat (x,y) menunjukkan letak/posisi piksel dalam suatu citra, sedangkan amplitudo f(x,y) menunjukkan nilai intensitas warna citra.

Representasi citra digital beserta piksel penyusunnya ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Citra dan piksel penyusunnya

Pada umumnya, berdasarkan kombinasi warna pada piksel, citra dibagi menjadi tiga jenis yaitu citra RGB, citra grayscale, dan citra biner.

Citra pada Gambar 1 termasuk dalam jenis citra RGB truecolor 24-bit.

Citra tersebut tersusun oleh tiga kanal warna yaitu kanal merah, kanal hijau, dan kanal biru.

Masing-masing kanal warna memiliki nilai intensitas piksel dengan kedalaman bit sebesar 8-bit yang artinya memiliki variasi warna sebanyak 2^8 derajat warna (0 s.d 255).

Pada kanal merah, warna merah sempurna direpresentasikan dengan nilai 255 dan hitam sempurna dengan nilai 0. Pada kanal hijau, warna hijau sempurna direpresentasikan dengan nilai 255 dan hitam sempurna dengan nilai 0. Begitu juga pada kanal biru, warna biru sempurna direpresentasikan dengan nilai 255 dan hitam sempurna dengan nilai 0.

Perintah yang digunakan untuk merepresentasikan citra RGB beserta masing-masing kanal warna nya yaitu:

clc;clear;close all;

I = imread('peppers.png');
R = I(:,:,1);
G = I(:,:,2);
B = I(:,:,3);
Red = cat(3,R,G*0,B*0);
Green = cat(3,R*0,G,B*0);
Blue = cat(3,R*0,G*0,B);

figure, imshow(I);
figure, imshow(Red);
figure, imshow(Green);
figure, imshow(Blue);

Citra RGB yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2.

citra rgb matlab

Gambar 2. Citra RGB

Sedangkan representasi kanal warna R, G, dan B berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 3, 4, dan 5.

citra kanal merah

Gambar 3. Kanal warna merah

citra kanal hijau

Gambar 4. Kanal warna hijau

citra kanal biru

Gambar 5. Kanal warna biru

Setiap piksel pada citra RGB, memiliki intensitas warna yang merupakan kombinasi dari tiga nilai intensitas pada kanal R, G, dan B.

Sebagai contoh, suatu piksel yang memiliki nilai intensitas warna sebesar 255 pada kanal merah, 255 pada kanal hijau, dan 0 pada kanal biru akan menghasilkan warna kuning.

Pada contoh lain, suatu piksel yang memiliki nilai intensitas warna sebesar 255 pada kanal merah, 102 pada kanal hijau, dan 0 pada kanal biru akan menghasilkan warna orange.

Banyaknya kombinasi warna piksel yang mungkin pada citra RGB truecolor 24-bit adalah sebanyak 256 x 256 x 256 = 16.777.216.

Representasi piksel dengan kombinasi warna R, G, dan B ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Representasi piksel dengan kombinasi warna R, G, dan B

Jenis citra yang kedua adalah citra grayscale. Citra grayscale merupakan citra yang nilai intensitas pikselnya didasarkan pada derajat keabuan.

Pada citra grayscale 8-bit, derajat warna hitam sampai dengan putih dibagi ke dalam 256 derajat keabuan di mana warna putih sempurna direpresentasikan dengan nilai 255 dan hitam sempurna dengan nilai 0.

Citra RGB dapat dikonversi menjadi citra grayscale.

Persamaan yang umumnya digunakan untuk mengkonversi citra RGB truecolor 24-bit menjadi citra grayscale 8-bit adalah

0.2989*R+0.5870*G+0.1140*B      (1)

sehingga proses konversi menghasilkan citra grayscale yang hanya memiliki satu kanal warna.

Perintah yang digunakan dalam proses konversi citra RGB menjadi citra grayscale yaitu:

J = rgb2gray(I);
figure, imshow(J);

Citra hasil konversi ditunjukkan pada Gambar 7.

citra grayscale matlab

Gambar 7. Citra hasil konversi RGB menjadi grayscale

Jenis citra yang ketiga adalah citra biner.

Citra biner adalah citra yang pikselnya memiliki kedalaman bit sebesar 1 bit sehingga hanya memiliki dua nilai intensitas warna yaitu 0 (hitam) dan 1 (putih).

Citra grayscale dapat dikonversi menjadi citra biner melalui proses thresholding.

Dalam proses thresholding, dibutuhkan suatu nilai threshold sebagai nilai pembatas konversi.

Nilai intensitas piksel yang lebih besar atau sama dengan nilai threshold akan dikonversi menjadi 1.

Sedangkan nilai intensitas piksel yang kurang dari nilai threshold akan dikonversi menjadi 0.

Misalnya nilai threshold yang digunakan adalah 128, maka piksel yang mempunyai intensitas kurang dari 128 akan diubah menjadi 0 (hitam) dan yang lebih dari atau sama dengan 128 akan diubah menjadi 1 (putih).

Dalam MATLAB nilai threshold diatur dalam kelas data double, sehingga untuk mengatur nilai threshold 128, nilai yang digunakan adalah 128/256 = 0.5.

Perintah yang digunakan dalam proses konversi citra grayscale menjadi citra biner yaitu:

K = im2bw(J,0.5);
figure, imshow(K);

Citra hasil konversi ditunjukkan pada Gambar 8.

citra biner matlab

Gambar 8. Citra hasil konversi grayscale menjadi biner

Thresholding pada umumnya digunakan dalam proses segmentasi citra.

Proses tersebut dilakukan untuk memisahkan antara foreground (objek yang dikehendaki) dengan background (objek lain yang tidak dikehendaki).

Pada hasil segmentasi, foreground direpresentasikan oleh warna putih (1) dan background direpresentasikan oleh warna hitam (0).

Pada kasus segmentasi pada satu citra saja, kita dapat menentukan nilai threshold dengan metode trial and error.

Namun pada kasus segmentasi pada citra dengan jumlah yang banyak, dibutuhkan suatu metode untuk menentukan nilai threshold secara otomatis.

Nilai threshold dapat diperoleh secara otomatis dengan menggunakan metode Otsu (1979).

Perintah yang digunakan untuk thresholding menggunakan metode Otsu yaitu:

L = graythresh(J);
M = im2bw(J,L);
figure, imshow(M);

Citra yang dihasilkan ditunjukkan pada Gambar 9.

citra biner otsu

Gambar 9. Hasil thresholding menggunakan metode Otsu

Sedangkan pengertian pengolahan citra digital adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu citra itu dibentuk, diolah, dan dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipahami oleh manusia.

Project pengolahan citra digital dapat dilakukan dengan mengimplementasikan dan mengembangkan metode pengolahan citra yang sudah ada maupun metode pengolahan citra terbaru sehingga diperoleh suatu sistem pengolahan citra yang baik.

Penjelasan detail mengenai representasi citra digital bisa dilihat pada video berikut ini:

Tutorial Lengkap Pemrograman Matlab

TutorialVideoData
001Representasi Citra Digitaldownload
002Deteksi Tepi Citra Digitaldownload
003Klasifikasi Citra Digital Berdasarkan Bentukdownload
004Segmentasi Citra Grayscale Dengan Metode K-means Clusteringdownload
005Deteksi Kulit Berdasarkan Warnadownload
006Menghitung Luas Tumor Otak Pada Citra MRIdownload
007Segmentasi Citra Bakteri Tuberkulosisdownload
008Thresholding Citra Digitaldownload
009Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Klasifikasi Citra Daun (script)download
010Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Klasifikasi Citra Daun (GUI)download
011Klasifikasi Citra Buah Apel Menggunakan Algoritma K-NN (script)download
012Klasifikasi Citra Buah Apel Menggunakan Algoritma K-NN (GUI)download
013Deteksi Warna Pada Ruang Warna HSVdownload
014Menghitung Luas Objek Pada Citra Digitaldownload
015Klasifikasi Citra Buah Menggunakan Algoritma LDA (script)download
016Klasifikasi Citra Buah Menggunakan Algoritma LDA (GUI)download
017Klasifikasi Sayuran Menggunakan Algoritma Naive Bayes (script)download
018Klasifikasi Sayuran Menggunakan Algoritma Naive Bayes (GUI)download
019Analisis Tekstur Menggunakan metode GLCMdownload
020Segmentasi Citra Thorax Menggunakan Metode Active Contourdownload
021Segmentasi Citra Thorax Menggunakan Metode Thresholdingdownload
022Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Prediksi Curah Hujandownload
023Klasifikasi Citra Bunga Menggunakan Algoritma SVM (script)download
024Klasifikasi Citra Bunga Menggunakan Algoritma SVM (GUI)download
025Deteksi Kematangan Buah Sawit Menggunakan Algoritma SOM (script)download
026Deteksi Kematangan Buah Sawit Menggunakan Algoritma SOM (GUI)download
027Membuat Grafik Sinus dan Cosinus (App Designer)no data
028Membuat Grafik Gerak Parabola (App Designer)no data
029Histogram Citra Digital (App Designer)download
030Restorasi Citra Digital (App Designer)download
031Meningkatkan Contrast & Brightness Citra Digital (App designer)download
032Pre Processing Pada Citra Digital (App Designer)download
033Aplikasi Konversi Satuan Suhu (App Designer)no data
034Klasifikasi Citra Daun Jeruk Menggunakan Algoritma SVM (script)download
035Klasifikasi Citra Daun Jeruk Menggunakan Algoritma SVM (App Designer)download
036Segmentasi Citra Daun Yang Berpenyakitdownload
037Deteksi Objek Dengan Metode Background Subtractiondownload
038Deteksi Lingkaran Menggunakan Transformasi Houghdownload
039Deteksi Objek Bergerak Menggunakan Metode Background Subtractiondownload
040Pengolahan Video Untuk Mendeteksi Warna Kulitdownload
041Klasifikasi Spesies Bunga Iris Menggunakan Algoritma K-NNdownload
042Klasifikasi Bunga Iris Menggunakan Algoritma K-Means Clusteringdownload
043Klasifikasi Spesies Bunga Iris Menggunakan Algoritma JSTdownload
044Penerapan Algoritma Hierarchical Clusteringno data
045Logika Fuzzy Untuk Sistem Pengatur Kecepatan Mesin (Script)no data
046Logika Fuzzy Untuk Sistem Pengatur Kecepatan Mesin (App Designer)no data
047Klasifikasi Biji Kopi Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (script)download
048Klasifikasi Biji Kopi Menggunakan JST (App Designer)download
049Klasifikasi Ikan Koi Menggunakan Algoritma ANFIS (Script)download
050Klasifikasi Ikan Koi Menggunakan Algoritma ANFIS (App Designer)download
051Menghitung Diameter Kanker Pada Citra Mammographydownload
052Klasifikasi Beras Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (Script)download
053Klasifikasi Beras Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (App Designer)download
  1. Izin bertanya mas..
    Untu source code menghitung luas ini ada yg eror ga mas?

    % menghitung luas hasil contouring
    luas_px = sum(sum(bw));
    luas_mm2 = luas_px*a.PixelSpacing(1)*a.PixelSpacing(2)

    Soalnya tdi saya coba menghitung luas objek dri file jpg error dia mas..
    Makasii

Leave a comment